Rindu yang menggebu bagaikan topan yang meniup abu telah menghantarkan sanjungan rasa pada insan mulia. Harapan dan doa, kami panjatkan pada sang maha kuasa agar bisa berjumpa nan berakhlak mulia sepertinya. Tiada dan takkan ada emas ataupun permata yang dapat menyetarai kemuliaan diri dan hatinya. Athmosphere bumi pun berlutut pada dirinya. Tapi ia tak pernah merasa mulia, ia tak pernah merasa segala sesuatu atasnya, walaupun itu adalah fakta dan kenyataannya. Rasa cinta takan pernah bisa diungkapkan hanya dengan patahan kata ataupun sanjungan mulia semata. Tapi setidaknya ini bisa jadi retorika penawar kerinduan jiwa pada jati dirinya. Tapi sayang, semua ini hanya retorika nan patahan kata yang bisa bermakna ataupun sebaliknya. karena kadang rasa cinta takan pernah bisa di terima logika.
Blog Ilmu Pengetahuan Islam: Tafsir, Ushul Fiqh, Fiqih, Tauhid, Nahwu, Shorof.