Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label PATAHAN_KATA

Konseptual Ketakutan Rasa

Stimulus Kehidupan manusia, yang  menjadikan tak berani hadapi apapun yang ada pada dirinya, lemah tak berdaya, dan hanya bisa tersungkur dan memohon doa tanpa usaha yang nyata. Jangankan ancaman dan bahaya yang melanda, ketidakpastian akan harapan yang nyata pun saya takut akan kegagalannya. Rasa akan ketidak berani-an dalam menghadapi suatu hal takan pernah menjadikan Singa menjadi Sang Raja, takan pernah menjadikan para prajurit menjadi pahlawan yang berharga. Karena sebenarnya ke tidak beranian itu adalah stimulus rasa yang menghambat untuk menjadi insan yang lebih berharga. Paku kehidupan hanya bisa menembus dinding cobaan ketika ia dipaksa untuk bisa hadapi keadaan, bukan dengan menghindarinya. Begitu pun ketidak beranian akan hal nyata, yang hanya akan hilang ketika kita memaksakan diri kita untuk melawannya. Jika sulit, ingat bahwa tak ada orang yang hebat tak mampu taklukan kesulitan. Jika tak mampu, ingat jua bahwa tak ada orang sukses yang membiarkan rasa ketidak mampu...

Kerinduan Pada Insan Mulia

Rindu yang menggebu bagaikan topan yang meniup abu telah menghantarkan sanjungan rasa pada insan mulia. Harapan dan doa, kami panjatkan pada sang maha kuasa agar bisa berjumpa nan berakhlak mulia sepertinya. Tiada dan takkan ada emas ataupun permata yang dapat menyetarai kemuliaan diri dan hatinya. Athmosphere bumi pun berlutut pada dirinya. Tapi ia tak pernah merasa mulia, ia tak pernah merasa segala sesuatu atasnya, walaupun itu adalah fakta dan kenyataannya. Rasa cinta takan pernah bisa diungkapkan hanya dengan patahan kata ataupun sanjungan mulia semata. Tapi setidaknya ini bisa jadi retorika penawar kerinduan jiwa pada jati dirinya. Tapi sayang, semua ini hanya retorika nan patahan kata yang bisa bermakna ataupun sebaliknya. karena kadang rasa cinta takan pernah bisa di terima logika.

Konspirasi Pemikiran Pengubah Diri

Melangkah terbata-bata, entah karena tak mampu, atau hanya anggapan semata. Gagap dalam bertutur kata, ragu dalam berbuat apa-apa, yang akhirnya hanya wacana belaka. Sampai antartika dan kutub utara bertatap muka. Yang berarti tidak akan ada sesuatu apapun pada akhirnya. Nuansa lapar akan sirna ketika ditempa suapan nasi yang akan dicerna. Rasa dingin akan hilang oleh balutan kain hangat menyentuh jaringan perlindungan utama. Lalu, Apakah itu hanya uraian belaka?. Tentu tidak, itu hanyalah patahan kata yang membangun sistematika dalam berlogika. Manusia adalah insan yang mulia. Karena akhlak dan Ilmu yang menjadi cahaya yang tak hanya bertahan di alam fana. Maka tak sepantasnya insan mulia menyerahkan rasa percaya dirinya hanya pada pola pikir yang hanya menjadi konspirasi belaka. Percayalah bahwa ketiadaan rasa percaya diri adalah kesalahan dalam merasionalisasi kehidupan yang nyata. “Change Your Mindset If You Want Change Your Life”

Kekalahan Gravitasi Bumi oleh Jati Diri

Peristiwa alamiah gravitasi bumi yang memaksa semua insan yang ada di bumi untuk tangguh menghadapi. Ini bukanlah cerita fantasi, ataupun sekedar motivasi. Akan tetapi ini untaian patahan kata yang membentuk suatu kesatuan yang berisi. Bangunlah,  makhluk sempurna tak boleh terinjak oleh gravitasi bumi. Yang hanya berbaring diri di zona yang ia kehendaki, bukan dalam tekanan dalam proses pengembangan diri. Meskipun berat, sulit, bahkan tak mungkin dilewati, yakinlah pada dirimu sendiri itu hanyalah dirimu yang membatasi, bukan keabsolutan data hasil peneliti. Tak ada ketakutan untuk hadapi dunia ini, kecuali rasa takut yang kau hadirkan dalam sanubari. Percayalah bahwa ada atmosphere kehidupan, yang selalu ada dan melindungi dalam langkah yang kau tepati. Janganlah kalian menyerah dan masuk kedalam lubang hitam yang berbaik hati, yang hakikatnya itu adalah puncak kesengsaraan diri.